Sumber: PT Kebun Tebu Mas
LingkariNews, Lamongan—Upaya pemerintah Indonesia dalam mempercepat program Swasembada Gula Nasional dan pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 menarik perhatian besar dari Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan, Duta Besar Thailand, Mr. Prapan Disyatat, melakukan kunjungan resmi ke Pabrik Gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) – Mitr Phol di Lamongan pada Selasa (11/11). Kunjungan perdana ini bertujuan mempercepat hubungan kerja sama di bidang pertanian, khususnya dalam peningkatan produktivitas tebu dan ketahanan pangan di sektor gula nasional.
Dalam kunjungannya, Mr. Prapan Disyatat berdialog dengan tokoh masyarakat, kepala desa, mitra petani tebu, serta perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan. Pertemuan tersebut menjadi ajang diskusi terbuka mengenai tantangan dan peluang pengembangan industri gula di tingkat lokal.
Bakhrudin Zuhri, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan yang mewakili kepala dinas, menyampaikan harapannya kepada Duta Besar Thailand agar terjadi transfer teknologi budidaya tebu dari para ahli di Thailand kepada petani lokal. Menurutnya, peningkatan kesejahteraan petani Lamongan dapat dicapai melalui penerapan teknik pertanian modern dan penggunaan varietas unggul tebu.
Merespons hal tersebut, Duta Besar Thailand, Mr. Prapan Disyatat, yang hadir bersama Sathirapat Punyapas (Direktur KTM), Mintira Pupatharapong (Minister Counselor), Sudpranee Lion (Counselor Agricultural), dan Nithawadee Limpodom dari Permata Bank, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama yang baik antara petani dan Pabrik Gula KTM – Mitr Phol.
Ia berjanji akan memperkuat kolaborasi dalam alih teknologi dan pertukaran informasi pertanian modern, termasuk pengembangan varietas unggul tebu dan inovasi di bidang bioenergi.
Sebagai informasi, PT Kebun Tebu Mas merupakan bagian dari Mitr Phol Group Thailand, perusahaan gula dan bionergi terbesar di Asia serta produsen gula terbesar kelima di dunia. Melalui sinergi ini, diharapkan industri gula Indonesia semakin mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan nasional sekaligus mendukung transisi energi hijau di masa depan.
(NY/KTM)